Jumat, 20 Mei 2016

Pengertian analis Break Even Point

    Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah 

1. alat perencanaan untuk hasilkan laba 

2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 

3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan  

4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual.

 Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya. Bagaimana cara menghitungnya? 

  Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :  

1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali 

2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan 3.

 Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :   

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point : Total Fixed Cost  Harga jual per unit dikurangi variable cost Contoh : Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,- Variable cost Rp.5,000 / unit Harga jual Rp. 10,000 / unit Maka BEP per unitnya adalah Rp.200,000= 40 units 10,000 – 5,000 Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan  

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP : Total Fixed Cost x Harga jual / unit Harga jual per unit dikurangi variable cost Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah Rp.200,000 x Rp.10,000 =Rp.400,000,- 10,000 – 5,000

 

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Anlisis BEP dapat memberikan hasil yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi : Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat sepanjang rentang yang relevan Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel Efisiensi dan produktivitas tidak berubah Harga jual tidak berubah Biaya- biaya tidak berubah Bauran penjualan akan konstan Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir Pendekatan dalam mengitung BEP Pendekatan Persamaan Pendekatan Marjin Kontribusi Pendekatan Grafik Pendekatan persamaan Y=cx – bx – a , Y = laba c = harga jual per unit x = jumlah produk b = biaya variabel satuan a =biaya tetap total _ cx = hasil penjualan bx = biaya variabel total X(BEP dalam unit) = a/(c-b) CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c) Biaya Tetap Vs Biaya Variabel Dalam hubungannya dengan volume produksi : (1)Biaya Variabel Karakteristik : biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan) Contoh dalam perusahan furniture Biaya perlengkapan Biaya bahan bakar Biaya sumber tenaga Biaya perkakas kecil Asuransi aktiva tetap dan kewajiban Gaji satpam dan pesuruh pabri Dalam hubungannya dengan volume produksi : (2)Biaya Tetap Karakteristik : Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan Contoh dalam perusahan furniture Biaya penyusutan Gaji eksekutif Pajak bumi dan bangunan Amortisasi paten Biaya penerimaan barang Biaya komunikasi Upah lembur Dengan metoda 1. Pendekatan Persamaan 2. Pendekatan Marjin Kontribusi 3. Pendekatan Grafik Pendekatan Margin Kontribusi Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biaya variabel total (total Variabel cost = TVC) Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung margin kontribusi per unit. Pada Kasus CV. Donut Kotak Harga Jual per unit Rp. 5.000 Biaya variabel Per Unit Rp. 3.000 Margin kontribusi Rp. 2.000 BEP(unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit) BEP(unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit _ BEP (rupiah) Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi Harga penjualan per unit Rp. 5.000,- 100 % Biaya Variabel per unit Rp. 3.000,- 60 % Margin kontribusi Rp. 2.000,- 40 % Ratio margin kontribusi = 0,40 BEP (rupiah)= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi) = Rp. 7.500.000/0,40 = Rp. 18.750.000,-

 

sumber : https://irnawt.wordpress.com/2011/04/28/pengertian-definisi-dan-rumus-bep-break-even-point-4/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar