Sabtu, 09 April 2016

Analisis Rasio Laporan Keuangan



 Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).
  2. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)
  3. Rasio Pengungkit/ Leverage/ Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.
  4. Rasio Aktivitas. Rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. ada dua penilaian rasio aktivitas yaitu:
    1. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)
    2. Rasio Efesiensi/ Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.
Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan
  1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.
  2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan ''(trend)'' dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
  1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
  2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio - rasio.
  3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
  4. Dalam menganalisis setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama; 2)Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.
  5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios..

contoh soal : PT ABC mempunyai laporan rugi laba dan neraca tahun 1995-1996.



Laporan rugi laba PT. ABC                      

             AKHIR
TAHUN

         1996
     1995
    Penjualan
    Harga pokok brg dijual
    Laba kotor
    Biaya pemasaran adm dan     
    umum
    Laba sbl bunga dan pajak
    Biaya bunga
    Laba sbl pajak
    Laba stl pajak
    Deviden
    Laba untuk saham biasa
    Alokasi laba ditahan
    Dividen
Rp 3.405
     2.041
     1.368
        812
        552
          31
        521
        193
        328
          10
        318
        291
          27
Rp  3.100
1.900
1.200
780
420
39
381
141
240
10
230
200
30


Neraca PT ABC
Aktiva
1996
1995
Utang & modal  
     pemilik
1996
1995
Aktiva lancer
Kas & Surat bhrg
Piutang dgng
sediaan
Lain-lain
Total

Aktiva tetap
Gedung,tanah & perleng’an
Dikurangi akumulasi
Defresiaisi
Lain-lain
total

Total Aktiva

260

596
471
  61
1,388


498



(152)
139
485

1.873

120

522
587
52
1.281


398



(105)
136
429

1.710
Utanglancar
Utang dagang
Utang bank
Utang akrual
Total utang lancer
Utang jk panjang & lain-lain
Total utang
Saham priferen
Saham biasa
Capital again
Laba ditahan
Total modal pemilik


Total utang dan modal pemilik

109
136
176
421
120


541
10
87
1235
1332




1873


301
166
148
615
61


676
10
80
944
1034




1710


A.1. RASIO LIKUIDITAS

          Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer and Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid.

        Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi  kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.

1.  Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current ratio disebut juga working capital ratio :
Contoh : PT ABC
Carrent ratio = Aktiva lancer / utang lancer =1388:421 = 3.30
        Current ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.

2.  Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga hal yang menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio.

                       Kas + surat berharga
Cash Ratio   =   
                              Utang lancer
       
        Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.

3.  Quitck Ratio (Acid test ratio)
Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang dan surat berharga :

                      Aktiva lancar-sediaan
Quick ratio=   
                              Utang lancar

4.  Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharafkan dapat berubah menjadi kas dlm jangka pendek, utang  lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.

Net working capital to total asset rati =  Aktiva lancer-utang lancar
                                                                Aktiva tetap
Persh PT “ABC”  1996     =1.388-421
                                        1.873
                                    = 0,52

5. Interval Measure (Defensive interval ratio)
Interval measure menghubungkan antara defensive asset dengan taksiran rata-rata pengeluaran kas untuk operasi dalam setiap harinya. Interval measure memberikan informasi kepada para kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya minimum rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan  operasi yang paling utama.

Interval measure = Kas+Surat berharga+Piutang
                          Taksiran rata-rata pengeluaran


Untuk perusahaan PT”ABC”
                         =       260+596
                          (2041+812)/365

                         = 109,5 Hari


A.11.  RASIO LEVERAGE
Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diproleh dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus, 1995). Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.

1.  Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt Rasio)
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas.

Debt Rasio =  Total Utang
                     Total Aktiva
Untuk  perusahaan ABC   = 541/ 1.873    = 0.283

2.  Total Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.

Debt to equity ratio =  Total Utang
                                 Modal pemilik

3.  Long Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan modal pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman bagi kreditur.

Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang                      
                                                       Modal pemilik


4.  Tangible Asset Debt Coverage
Rasio ini membandingkan antara aktiva tidak berwujud (setelah dikurangi utang lancer) dan utang jangka panjang dan rasio ini  meninjukan kamampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang setelah melunasi jangka pendek.

Tangible Asset debt Coverage :
= Aktiva-aktiva tidak berwujud-utang lancar
                    Utang jangka panjang



5.  Time Interest Earned (Interest Coverage)

Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang, rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak dapat berkurang untuk membayar untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Time interest earned = Laba sebelum bunga dan pajak
                                              Bunga utang


6.  Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman.

Debt Service Coverage = Laba sebelum bunga dan pajak
                                     Bunga utang jangka panjang+ biaya sewa + Angsuran pokok pinjaman
7.  Earning Variabiliti
Jumlah beban utang yang besar akan menjadi masalah besar jika terdapat ketidak pastian risiko pada laba dimasa yang akan datang, Semakin tinggi paribelitas perusahaan menunjukan ketidak pastian diperoleh laba pada perusahaan.


Earning Variability =  Strandar Deviasi (EBIT-EBIT)
                                         Rata-rata EBIT



A.111.  RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan (Horne and Wachowicz, 1995).

1.  Total Operating Asset Turnover
Total aktiva yang bekerja adalah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode.

Total operating asset turnover = penjualan bersih
                                                    total aktiva
Untuk perusahaan ABC tahun 1996 = 3.405 / 1873 = 1818

        Rasio ini menunjukkan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
        Rasio ini mempunyai kelemahan yaitu rasio ini hanya menunjukkan hubungan penjualan atau penghasilan dengan aktiva yang digunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang di peroleh. Kelemahan lain adalah bahwa penjualan yang digunakan hasil dari 1 periode saja dan tingkat penjualan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor–faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahan.

2.  Receivables Turnover
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu.

Perputaran piutang = Penjualan kredit bersih
                                          rata-rata
Untuk perusahaan PT “ABC” tahun 1996
        3.405**)        = 6,09    
   (596 + 522)/2
               
3. Average Collection Periode
Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang  digunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.
Average collection periode =                 360 hari
                                                perputaran piutang dagang  
                                          
                                        =  360 hari . piutang dagang rata-rata
                                                    Penjualan kredit bersih

4. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan ( Inventory ) membandingkan antara harga pokok barang dijual dan sediaan rata-rata atau sediaan akhir periode.

Perputaran sediaan  =              penjualan bersih 
barang dagangan         rata-rata sediaan pada harga jual
atau
perputaran sediaan  =            harga pokok barang dijual 
barang dagangan        rata sediaan pada harga pokok barang dijual

Pada perusahaan manufaktur memiliki 3 macam sediaan yaitu:
sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi. Tingkat perputaran pada ketiga macam sediaan dihitung dengan cara sbb:

Perputaran Sediaan  =           Biaya Bahan Baku yang Digunakan
Bahan Baku                              Rata-rata sediaan Bahan Baku

Perputaran Sediaan =               Harga Pokok Produksi
                                   Rata-Rata Sediaan Barang Dalam Proses       

Perputaran Sediaan =            Harga Pokok Barang Dijual
Barang Jadi                         Rata-Rata Sediaan Barang Jadi

            
5. Average Day’s Inventory
Ialah hari rata-rata sediaan atau hari rata-rata disimpan, menunjukkan hari rata-rata dana tertanam dalam sediaan.

Average Day’s Inventory =        Sediaan Rata-rata x 365 hari
                                                Harga Pokok Barang Dijual

Inventory Rata-Rata =               Sediaan Awal + Sediaan Akhir
                                                                    2

6. Net Working Capital Turnover
Perputaran modal kerja neto ialah rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dan modal kerja (neto).
Net Working Capital Turnover =          Penjualan Bersih
                                                Rata-rata Modal Kerja Bersih

7. Fixed Assets Turnover
Perputaran aktiva tetap ialah rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersihdan aktiva tetap bersih.

Fixed Assets Turnover =             Penjualan Bersih
                                              Aktiva Tetap Bersih

A.IV.  RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil (Brealey, Myer, Marcus. 1995)

1.  Gross Profit margin
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.

Gross Profit Margin  =     Laba kotor
                                 Penjualan bersih
Pada Perusahaan ABC
                             = 1364/3405  = 0.4
laba kotor= penjualan bersih-harga pokok barang jual

2.  Operating income Ratio (Opearting profit margin)
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak
                                       Penjualan bersih

3.  Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya yang digunaka untuk biaya operasi.

Operating ratio         = Biaya operasi
                                 penualan bersih

4.  Net Profit Margin
Adalah ratio yang membandingkan  antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba stl bunga dan pajak.

Net Profit Margin       =Laba setelah bunga dan pajak
                                           penjualan bersih

5.  Earning Power Of Total Inverstmen
Earning power of total inversment adalah rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak, Rasio ini menunjukan tingkat pengendalian dari investasi yang telah ditanam sebelum bunga dan pajak.

Earning power of total inversment= Laba sebelum bunga dan pajak
                                                       Jumlah aktiva yang bekerja 

6.  Net Earning Power Ratio
Adalah rasio yang membandingkan laba setelah bung adan pajak setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva kerja.

Net Earning Power Ratio = Laba setelah bunga dan pajak
                                        Jumlah aktiva yang bekerja

7.  Rate of Return For The Owners
Adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.

 Rate of Return For The Owners =   Laba bersih
                                                   Modal pemilik

B. PENGGUNAAN ABALISIS TREND
Analisis trand digunakan untuk mengadakan perbandingan rasio dari waktu kewaktu yang akan memberikan inpormasi rasio tertentu dari waktu kewaktu untuk mengetahui perkembangannya. Adapun jenis trend yang akan digunakan :

1.  Trend lincar dengan kuadrat terkecil
Kriteria-kriteria yang dapat digunakan dalam memakai trend lincar adalah :
  • Jika penggambaran data asli dalam kertas berskala hitung cendrung mempunyai pola linear.
  • Jika selisih nilai Y’ cendrung konstan.
Bentuk persamaan :  Y’ = a+bx

2.  Trend parabolik
Kriteria yang dapat dipakai dalam trend parabolic apabila gambaran data asli kertas bersekala hitung berbentuk parabola atau garis lengkung.
Bentuk persamaan :  Y’=a+bx+cx

3.  Trend eksponensial
kriteri yang dapat dipakai untuk menggunakan trend ekponensial :
Apabila penggambaran data asli pada kertas yang berskala hitung tidak punya pola yang sama.
  • Jika selisih pertama dari nilai data-data logaritma cendrung konstan.
  • Jika penggambaran data sli pada kertas bersklala cendrung berpola linear.




Nama : Fathi Mulkiyah
NPM : 43213285
Kelas : 3DA01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar